Friday, May 20, 2011

Standarisasi Attunement di Kasih Agung Reiki


Pengantar

            Standarisasi  attunement untuk tradisi Usui Tibetan Reiki di seluruh dunia hampir sama karena  berpatokan pada original Reiki. Tetapi  di Kasih Agung  Reiki teknik Usui Tibetan Reiki mengalami perkembangan setelah diperdalam sehingga tidak asli asli. Begitu juga tradisi Kundalini  Reiki  dikembangkan sedemikian rupa sesuai kompleksitas masalah di lapangan, sehingga boleh dikatakan sebagai Kundalini  Reiki yang diperluas. Kalau Usui Tradisional hanya menggunakan tiga simbol utama seperti Cho-Ku-Rei,  She-Hei-Ki,  dan Hon-Zha-Ze-Sho-Nen. Sementara di Kasih Agung Rei tidak hanya mengaplikasi ketiga simbol ini tetapi menambah simbol-simbol lain.
            Dalam memberikan attunement, tata cara dan prinsipnya sama. Waktu attunement yang dibutuhkan untuk menjadi praktisi tingkat satu hingga master penuh berkisar antara 15 hingga 30 menit. Bila sebelum attunement lebar jalur energi atau jalur antakarana seseorang hanya 0,5 hingga 2,5 cm, begitu di-attunement di Kasih Agung Reiki, lebar  jalur energi untuk praktisi tingkat satu meningkat berkali-kali lipat dengan kisaran antara 400 hingga 900 meter. Jadi sudah selebar sungai yang besar. Praktisi tingkat II lebar jalur energi meningkat menjadi 2 kilometer   hingga 2,5 kilometer. Sementara jalur energi untuk praktisi tingka  III (master) berkisar antara  8 hingga 9 kilometer, untuk master penuh mencapai 25 kilometer lebih. Sedangkan dalam tradisi Reiki pada umumnya lebar jalur energi untuk tingkat master hanya selebar kepala atau tubuh.
Lebar jalur energi di Kasih Agung Reiki dapat diukur dengan menggunakan  pendulum atau dosing Tangkai L, sehingga kalau berbicara  tentang lebar jalur antakarana dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu, setiap praktisi diharuskan untuk melatih  cara memegang pendulum, sehingga kemudian menjadi terampil. Yang banyak dilatih adalah pendulum Tangkai L. Tangkai L lebih terfokus dibandingkan kalau menggunakan bandul. Sebab bandul tidak bisa  mengukur berapa lebar jalur antakarana.
Bab ini lebih difokuskan pada proses attunement mulai tingkat I hingga tingkat Master Penuh di Kasih Agung Reiki, lengkap dengan materi-materi yang diperoleh seorang praktisi Reiki di setiap level. Ulasan diakhiri dengan perpektif reiki dalam tingkatan, semacam ringkasan.

1. Praktisi Tingkat I
Setiap level diajarkan materi yang berbeda sesuai dengan  taraf pemahaman dan pengalaman. Sebelum dilakukan attunement atau penyelarasan  praktisi tingkat satu diajarkan materi-materi yang bersifat umum, sejarah Reiki dan pengertian Reiki, pengetahuan tentang cakra, termasuk fungsi dan cara kerja cakra. Proses selanjutnya adalah attunement, dengan tujuan untuk memperbesar jalur antakarana. Kalau sebelum proses penyelarasan lebar jalur energi mungkin hanya 0,5 hingga 2,5 cm, setelah penyelarasan berkembang menjadi 400 hingga   900 meter. Setelah itu praktisi diwajibkan melakukan praktek terapi diri selama 21 hari, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Tujuan terapi adalah untuk proses detoksifikasi, yaitu untuk mengeluarkan racun-racun dalam tubuh fisiknya. Usai praktek 21 hari,  dia boleh mengambil Reiki tingkat dua. Sewaktu tingkat satu dia hanya mendapat satu simbol Reiki yaiu Cho-Ku-Rei.
Meskipun demikian dia sudah memperoleh kualitas energi seperti tingkat master dalam melakukan terapi untuk menyembuhkan penyakit, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk pasien. Terutama karena dia sudah memiliki lebar jalur energi berkisar 400 hingga  900 meter, sehingga bisa mengakses energi Rei atau energi Ilahi secara tidak terbatas. Dengan memiliki akses seperti ini, maka dia bisa membagikan energi itu kepada orang lain, di mana sebelumnya belum cukup untuk dirinya sendiri, sekarang dia memiliki kelimpahan energi, karena jalur energinya sudah lebar. 
            Dengan mengalirnya energi Ilahi ke dalam dirinya, cakra-cakra dalam dirinya mengalami pembersihan yang terus menerus, sehingga semua cakra menjadi aktif. Dengan demikikan cakra-cakranya dapat berputar ke kanan dan ke kiri. Saat bergerak ke kanan cakra-cakra itu menyerap energi alam semesta atau energi Rei, sementara saat berputar ke kiri mengeluarkan kotoran  atau energi negatif dari dalam tubuh, sekaligus melepaskan gelombang energi elektromagnetik.
            Tersalurnya energi Ilahi kepada diri sendiri membuat energi itu bekerja lebih fokus memperbaiki seluruh sistem,  baik sumber energi, jalur energi maupun organ-organ dalam tubuh. Perbaikan memang sangat dibutuhkan karena selama masih hidup manusia selalu mengalami ketidakseimbangan, yang membuatnya mudah jatuh sakit, baik bersifat ringan maupun berat. Tetapi kalau sakit yang ringan itu didiamkan dan dibiarkan selama bertahun-tahun, maka penyakit bisa berkembang menjadi berat. Tetapi dengan adanya terapi setiap hari maka ketidakseimbangan itu berangsur mengalami pemulihan, sehingga dia selalu berada dalam kondisi sehat, baik fisik, psikis maupun spiritual. Cakra-cakra yang aktif dalam tubuhnya  terus bekerja selama 24 jam seperti mesin.
            Aktivitas dalam bentuk terapi diri sendiri boleh dikatakan sebagai perangkat  untuk memperbaiki kualitas energi. Semakin baik kualitas energinya, maka pasien yang akan diterapinya cepat sembuh. Tetapi harus dicatat kualitas energi seorang praktisi di Kasih Agung Reiki tidak berbanding lurus dengan pemeringkatan atau level. Kualitas energi seorang praktisi tingkat satu boleh jadi lebih baik daripada kualitas energi seorang master, kalau dia menyiapkan perangkat lebih baik. Pembagian level sebetulnya hanya teknis saja, bukan menyangkut soal  kualitas energi. Tentu saja diharapkan semakin naik tingkat maka kualitas energi seorang praktisi semakin baik. Karena bagaimana pun untuk naik ke tingkat  yang lebih tinggi ada pengujian-pengujian tertentu, terutama terkait dengan jumlah pasien yang disembuhkan.
            Lalu apa yang dimasukkan dengan kualitas energi dalam konteks ini? Kualitas di sini lebih menyangkut skala  perbandingan antara energi yang  masuk dengan  energi yang disalurkan. Tubuh si praktisi ibarat pipa yang menyalurkan energi kepada orang lain.  Saat pipa penyalur itu berada dalam keadaan yang bersih, tidak ada hambatan, tersedia sumber energi, maka energi yang disalurkan kepada orang lain pun tersalur dengan baik tanpa hambatan sedikit pun, dan sampai batas tertentu kadar energi yang masuk ke dalam diri orang lain itu berbanding lurus (jumlahnya sama) dengan energi Ilahi yang mengalir masuk ke dalam diri si praktisi. Tetapi kalau pipa penyalur itu kotor, putus dan mengalami hambatan, maka energi itu pun  tidak terdistribusi ke dalam diri pasien. Agar semua hambatan itu tersingkir maka seorang praktisi wajib melakukan terapi diri setiap hari dengan kisaran waktu  1 jam hingga 1,5 jam. Jadi kualitas energi itu berbanding lurus dengan frekuensi terapi diri sendiri.

2. Praktisi Tingkat II
Setelah terapi selama 21 hari, praktisi tingkat I boleh naik tingkat II.  Tetapi sebaiknya dia harus mempersiapkan dirinya dengan lebih baik, sehingga dia betul-betul yakin bahwa apa yang diterimanya, bisa dipraktekkan baik untuk dirinya maupun untuk orang lain.  Standarisasi ini berlaku untuk semua tradisi Reiki yang berada di bawah naungan Kasih Agung Reiki.  Selain itu, tentu harus membereskan administrasi dalam jumlah tertentu.
Pada level II ini si praktisi tidak lagi diajarkan sejarah atau teori tentang Reiki. Tetapi dijelaskan  bagaimana mengaplikasikan simbol dalam kegiatan terapi. Ada 11 simbol yang diajarkan ditingkat II, antara lain, Cho-Ku-Rei, She-Hei-Ki, dan Hon-Zha-Ze-Sho-Nen, Kundalini , Daun Semanggi, Angin Puyuh, Pohon, Kawa, Raku, Pronk,  dan Piramida Power.
Para praktisi juga diajarkan untuk memperdalam pengetahuan tentang struktur jalur energi, seperti jalur sushumna, jalur antakarana, jalur nadis, dan jalur meridian. Selain itu, si praktisi  juga diajarkan cara menggunakan alat dosing. Dengan alat dosing itu, dia sedapat mungkin bisa mendeteksi perubahan-perubahan yang terjadi pada pasien, baik sebelum maupun sesudah terapi. Juga diajarkan cara membuat program-program energi, misalnya program perlindungan, pengiriman energi jarak jauh, dan  program-program materialisasi. Tetapi program yang dibuat oleh praktisi tingkat II belum bersifat permanen, jadi masih bersifat sementara.
Setelah di-attunement tingkat II lebar jalur energinya meningkat menjadi 2500  meter (2,5 kilometer). Keadaan ini secara langsung berdampak pada peningkatan penyaluran energi semakin tinggi dan kualitas energi. Dia juga bisa mengatasi keluhan pasien dengan lebih cepat dan efektif, karena alat bantunya sudah cukup banyak. Seperti tingkat satu dia juga melakukan terapi diri selama 21 hari, dengan lama di setiap posisi tiga menit. Dibandingkan dengan tingkat I dia tidak ada lagi  masalah dengan adaptasi energi. Semakin banyak energi Rei yang masuk ke dalam tubuh fisiknya,  seiring dengan bertambah lebarnya jalur energi, maka itu tidak hanya membuat dirinya menjadi lebih sehat, tetapi juga terbentuk watak dan kepribadian positif, dan bahkan membentuk kepribadian yang sempurna.
            Karena akses energi Ilahi semakin  banyak, maka dia mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan  pasien lebih cepat dan melakukan penyembuhan jarak jauh. Kalau dia ingin naik ke level III, maka diwajibkan untuk menyembuhkan pasien minimal 30 hingga 40 orang, dan harus diakui secara medis. Selain itu, dia juga menyelesaikan adminitrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Kasih Agung Reiki.

3. Praktisi tingkat III
            Setelah menerima satu simbol di tingkat I dan 11 simbol di tingkat II, di tingkat III seorang praktisi hanya menerima satu simbol master pribadi, yang disebut “Tummo”. Kalau ditingkat II kualitas dan energi masih terbatas, praktisi tingkat III  sudah mempunyai kemampuan seperti seorang master. Program-progam yang dibuatnya menjadi tidak terbatas, sehingga bersifat permanen. Apabila membuat perlindungan, misalnya untuk  rumah atau benda tertentu, perlindungan itu bersifat permanen. Sementara di tingkat II, program perlindungan harus dibuat atau diulangi  setiap dua minggu, karena kualitasnya cenderung menurun. Kualitas energi tingkat master pribadi sama dengan kualitas energi master penuh.
Materi yang diajarkan di tingkat III lebih banyak program-program yang bersifat permanen. Program yang diberikan adalah program bersifat master, misalnya bagaimana memprogram sebuah benda, misalnya kaca mata atau arloji menyerap atau memancarkan energi, atau program perlindungan pada motor atau mobil supaya terhindar dari  kecelakaan. Tapi program yang dibuatnya  sudah  bersifat permanen. Kualitas energinya adalah  kualitas seorang master. Persyaratan untuk naik ke tingkat master penuh, dia harus bisa  menyembukan pasien minimal 100 orang. Setiap hari dia wajib melakukan terapi diri berkisar 1 – 1,5 jam.

 4. Praktisi tingkat master penuh
Materi-materi  yang diajarkan di tingkat master penuh adalah proses pemberian attunement.  Dia mempunyai  wewenang untuk bisa memberikan attunement kepada para praktisi tingkat satu. Wewenang itu diberikan karena dia sudah memiliki kualitas energi semakin baik, dengan lebar jalur energi 25 kilometer.
 Untuk sampai ke tingkat master penuh  minimal dia harus menyembuhkan minimal 100 orang pasien. Tetapi  penyembuhan itu harus diakui secara medis. Jadi, bukan  berarti si A misalnya sudah sembuh dari sakit kepala dan sekarang sembul total. Tapi dia harus mempunyai catatan, misalnya si A ditangani secara berturut-turut  selama 7 kali, juga perkembangan terapi  dari hari ke  hari sampai si A mengalami pemulihan. Dia juga harus mempunyai catatan tentang metode penyaluran energi selama terapi itu. Setelah sembuh, si A harus dicek secara medis, misalnya apakah tensi darah normal sistem kerja jantungnya sudah bagus. Pemeriksaan itu merupakan alat bukti bahwa memang si A betul-betul sembuh.
Selanjutnya dari 100 pasien yang sembuh itu, 50 persen diantaranya belajar menjadi praktisi Reiki. Karena ketika dia nanti mengajar  para praktisi baru, maka bukan hanya teori saja yang diajarkannya tetapi juga pengalaman-pengalaman prakteknya di lapangan. Itu berarti dia harus menguasai teori dan praktek. Materi-materi seperti inilah yang diperkenalkan kepadanya.
            Para master penuh yang baru belajar akan diuji oleh Grandmaster, terutama terkait dengan hasil pemberian attunement kepada para praktisi tingkat satu. Karena jalur energi sudah mencapai 25 kilometer, maka lebar jalur energi praktisi tingkat satu yang baru di-attunement-nya minimal 10 persen dari lebar jalur energinya, atau 250 meter. Itu berarti dia dinilai berhasil melakukan penyelarasan kepada praktisi baru. Dengan lebar jalur energi 250 meter, praktisi sudah mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri, dan memenuhi syarat untuk menyalurkan energi kepada orang lain. Selebar tubuh saja sebenarnya sudah mempunyai kemampuan untuk  menyembuhkan orang lain, apalagi kalau lebar jalur antakarananya mencapai 250 meter, sudah lebih dari cukup. Tetapi terapi diri setiap hari tidak boleh diabaikan.
            Di Kasih Agung Reiki seorang Master Penuh diberikan wewenang untuk membuka cabang sendiri, terutama setelah menyelesaikan urusan administrasi. Namun dia belum diberikan hak penuh, dia masih harus dibina oleh Grandmaster selama dua tahun. Tujuannya adalah supaya hasil yang diberikan kepada para praktisi bisa teruji dengan baik. 
Tetapi  master yunior (yang baru diangkat menjadi master penuh)  hanya boleh memberikan penyelasaran tingkat 1. Dia belum bisa memberikan penyelarasan tingkat II. Wewenang untuk attunement tingkat II, setelah dia sudah memberikan attunement kepada 40 orang praktisi tingkat I. Tidak hanya itu dia juga bisa menguasai  atau mempraktekkan minimal tiga tradisi, seperti Usui Tibetan, Kundalini , dan Seichem yang berada dibawah naungan Kasih Agung Reiki. Atau minimal dia sudah menjadi master di tiga tradisi itu. Kalau belum menguasai ketiga tradisi itu, dia hanya boleh beri attunement untuk tingkat satu saja.
Seperti telah diuraikan sebelumnnya di Kasih Agung Reiki diajarkan beberapa tradisi Reiki yang berkembang saat ini, antara lain, Usui Tibetan Reiki, Kundalini  Reiki, Seichem Reiki, Karuna Ki Reiki, dan Samballa Reiki. Semua tradisi itu diajarkan kepada para praktisi dengan ketentuan,  seorang praktisi Reiki tingkat II dari tradisi Usui Tibetan Reiki diberikan kesempatan untuk belajar Kundalini  Reiki tingkat I dan Seichem Reiki tingkat I, karena kedua tradisi terakhir ini berbeda secara kualitas dan karakteristik. Tetapi kalau seorang praktisi sudah mencapai tingkat master penuh, dia boleh mempelajari semua tradisi hingga tingkat master. Setiap tradisi memiliki keunggulan masing-masing, misalnya Kundalini  Reiki memiliki keunggulan dalam penyembuhan massal, sementara Usui Tibetan unggul untuk penyembuhan dengan sentuhan tangan.

5. Perspektif  Reiki  Dalam Tingkatan


N o
Tingkatan
Kemampuan 
Simbol yang diterima
Jangka waktu ke tingkat berikunya
1
REIK I
-Dapat menyembuhkan berbagai penyakit fisik
-Tidak bisa lakukan penyembuhan   jarak jauh
- Cho Ku Rei
21 hari. Selama 21 hari praktek penyaluran energi Reiki baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
2
REIKI II
-Dapat menyembuhkan  penyakit fisik dan psikis (depresi), stress, narkoba
-Dapat melakukan  penyembuhan jarak jauh, langsung dan terprogram
-Dapat mengobati orang yang kesurupan
-Dapat memprogram perlindungan kepada orang lain, benda-benda dari serangan eterik, dalam jangka waktu tertentu.
-Dapat melakukan perlindungan jarak jauh dalam jangka waktu tertetu.
1. Cho-Ku-Rei
2. Sei-Hei-Ki
3. Hon-Sha-Ze-Sho-Nen.
4. Kundalini
5. Daun Semanggi
6. Angin Puyuh
7. Pohon
8. Kawa
9. Prong
10. Raku
11. Piramida Power
12. Shing-chi
Keterangan:
Pada Reiki II, praktisi menerima attunement pembangkitan Kundalini  
-Minimal 21 hari
-Diharapkan sudah mempraktekkan Reiki ±  3 bulan, (bukan harga mati), tergantung kepekaan dan kemampuan pribadi seseorang.
Keterangan:
 Bisa terjadi Detotoxifikasi  (pembersihan kotoran dan energi negatif).  Tidak semua praktisi mengalami hal ini.
3
REIKI III A
1.Penyembuhan fisik dan psikis
2.Fibrasi energi tubuh lebih besar/kuat
3.Proses penyembuhan (waktu yang diperlukan dalam sesie penyembuhan lebih singkat).
4.Dapat melakukan  penyembuhan jarak jauh dan langsung secara permanen.
5.Dapat melakukan perlindungan kepada seseorang, benda-benda, rumah, jarak jauh/langsung secara permanent.
6.Dapat menyalurkan atau mengisi benda-benda (batu mulia, kristal, jam, kaca mata, dll, dengan tujuan positif.
 Seluruh symbol pada Reiki I dan II + symbol Master  Praktisi yaitu: DUMO/TUMMO dan Fire Dragon atau Fire Serpent.
Minimal  sudah praktek 3-6 bulan dan tergantung kemampuan niat seseorang dan juga tergantung penilaian dari para master dari suatu perkumpulan/ perguruan Reiki.
Jangka waktu tersebut bukan harga mati.
4
REIKI III B (Reiki Master Pengajar atau TEACHER  and ATTUNER REIKI Master
1.Mendapat hak untuk memberikan attunement (penyelarasan) kepada calon praktisi Reiki untuk semua tingkatan, baik jarak dekat maupun jarak jauh.
2.Dapat menyalurkan energi kepada orang dalam jumlah
3.Fibrasi Auranya lebih jauh dan sangat kuat
 4. Dapat menyembuhkan seseorang hanya dengan niat saja.
  5. Dapat memberikan Healing Attunement
6. Dapat mengajar dan mendirikan Lokakarya sendiri
7. Dapat membuka klinik Reiki sendiri.